Senin, 24 Desember 2012

BERBISNIS DENGAN HATI



 Berbisnis
dengan Hati

KH. ABDULLAH GYMNASTIAR

Pertama, yang namanya untung itu kalau bisnis ini menjadi amal. karena kita semua pasti mati dan yang dibawa ke akhirat itu bukan uangnya tapi amalnya. Oleh karena itu sejak mulai dari niat harus benar kalau niat sudah salah, cara juga salah, tindakan kita tidak akan menjadi amal walaupun mungkin menghasilkan uang. Namun untuk apa itu semua, karena uang tidak bisa kita bawa mati.

Kedua,  yang  disebut  untung  adalah,  kalau  dalam  bisnis,  nama  kita  menjadi semakin lebih baik. Nabi Muhammad itu benar – benar menjadi orang yang sangat credible, Al Amien seorang yang sangat sangat terpercaya. Orang tidak ragu saja kepada perkatannya. Makanya bagi kami bisnis itu kecil, tapi nama baik itu yang sangat penting.

Ketiga, yang namanya untung itu ketika dalam bisnis, kita bisa manambah ilmu, karena  tanpa  penambahan  ilmu,  pengalaman  dan  wawasan,  keuntungan  yang didapat bisa menjadi bumerang. Segalanya berubah dalam hidup ini, bagaimana mungkin menyikapinya tanpa kemampuan yang berubah. Saat ini untung, tapi besok lusa bisa jadi keuntungan ini akan menjadi sumber kerugian. Makanya keuntungan berupa uang yang tidak meng - upgrade diri kita, itu sebetulnya tidak untung.

Yang keempat, keuntungan adalah ketika dengan bisnis, menambah silaturahmi, menambah saudara, karena persaudaraan itu mahal. Buat apa mempunyai uang banyak kalau musuh juga bertambah. sekali digarong, atau dibui, harta akan habis dan percuma.

Jadi orientasi dalam bisnis itu adalah bagaimana semakin menambah saudara. Tidak begitu untung barangkali tidak apa apa, tetapi saudara bertambah. Kalau orang sudah sayang ke kita, dia akan menajdi tim marketing kita.

Dan yang kelima, yang disebut keuntungan bagi bisnis yang bernuansa religi adalah   bagaimana  dengan   bisnis   makin   banyak   orang   yang  mendapatkan keuntungan. Karena setiap orang yang beruntung, yang menjadi bagian dari bisnis kita, itu akan menjadikan kebagian diri kita pula.

Konsep konsep tersebut di atas tidak hanya ideal, tapi realistis karena kita sudah menjalani dan terbukti untung besar, kami tidak tertarik pada uang haram, untuk apa?  Logikanya  sederhana,  Allah  yang  menyuruh  jujur,  Allah  yang  memberi rezeki, untuk apa harus tidak jujur?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar