Berbisnis
dengan Hati
KH. ABDULLAH GYMNASTIAR
Pertama, yang namanya untung
itu kalau bisnis ini menjadi amal. karena kita
semua pasti mati dan yang dibawa ke akhirat itu bukan uangnya tapi amalnya.
Oleh karena itu sejak mulai dari niat harus benar kalau niat sudah salah, cara juga
salah, tindakan kita tidak akan menjadi amal walaupun mungkin menghasilkan
uang. Namun
untuk apa itu semua,
karena uang tidak bisa
kita bawa mati.
Kedua, yang
disebut untung adalah, kalau dalam
bisnis,
nama
kita menjadi semakin lebih
baik. Nabi Muhammad
itu benar – benar menjadi
orang yang sangat
credible, Al
Amien seorang yang sangat – sangat terpercaya. Orang tidak ragu saja kepada perkatannya. Makanya bagi kami bisnis itu kecil, tapi nama baik itu
yang sangat penting.
Ketiga, yang namanya untung itu ketika dalam bisnis, kita bisa manambah ilmu,
karena tanpa penambahan
ilmu,
pengalaman
dan
wawasan,
keuntungan
yang didapat bisa menjadi bumerang. Segalanya berubah dalam hidup ini, bagaimana
mungkin menyikapinya tanpa kemampuan yang berubah. Saat ini untung, tapi besok lusa bisa jadi keuntungan ini akan menjadi sumber kerugian. Makanya
keuntungan berupa uang yang tidak meng - upgrade diri kita, itu sebetulnya tidak untung.
Yang keempat, keuntungan adalah ketika dengan bisnis,
menambah silaturahmi, menambah saudara, karena persaudaraan itu mahal. Buat apa mempunyai uang
banyak kalau musuh juga bertambah. sekali digarong, atau dibui, harta akan habis
dan percuma.
Jadi orientasi dalam bisnis itu adalah bagaimana semakin menambah saudara. Tidak begitu untung barangkali tidak apa – apa, tetapi saudara bertambah. Kalau orang sudah sayang ke kita, dia
akan menajdi tim marketing kita.
Dan yang kelima, yang disebut keuntungan bagi bisnis
yang bernuansa religi
adalah
bagaimana dengan bisnis
makin banyak
orang yang
mendapatkan keuntungan. Karena setiap orang yang beruntung, yang menjadi bagian dari bisnis
kita, itu akan menjadikan kebagian
diri kita pula.
Konsep – konsep tersebut di atas tidak hanya ideal, tapi realistis karena kita sudah menjalani dan terbukti untung besar, kami tidak tertarik pada uang haram, untuk
apa?
Logikanya
sederhana,
Allah yang
menyuruh
jujur, Allah
yang memberi
rezeki, untuk apa harus
tidak jujur?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar