Sholehqul
Hadi Sag.
Puluhan Juta
dari Bisnis Kerupuk Rambak Tiara
Adalah Sholehqul Hadi S.ag., bermodal semangat
dan ketekunan, pria asal Pekalongan ini mampu mengembangkan usaha kerupuk rambak
bermerek “TIARA”.
Usaha keras dan semangat membara
membuat usahanya mekar. Kini bisnis kerupuk rambaknya mampu membawa omzet cukup
besar per bulan. Tidak kalah hasilnya
sama pegawai kantoran. Renyah kan?
Ketertarikan Sholeh untuk mulai
berbisnis sebenarnya datang dari tekanan ekonomi yang mengimpit kehidupannya.
Sebagai buruh ditempat penjualan Gas LPG harus menghidupi Istri dengan anaknya,
gaji Sholeh tak cukup memenuhi kebutuhan sehari-hari. “Dari situ saya
menguatkan tekad menambah penghasilan,” ujar Sholeh yang mulai usaha sejak 2006 dengan memutuskan keluar dari kerjanya.
Pilihannya jatuh pada usaha kerupuk rambak TIARA.
Selain modalnya tak besar, dalam hitungan Sholeh, keuntungannya lumayan. “Bisa
sekitar 20 persen lebih dari omzet,” ujar Sholeh. Ilmu perkerupukan dia pelajari
dari Farida yang telah lebih dahulu sukses “berbisnis” krupuk sekaligus pemilik produksi.
Tanpa pikir panjang, Sholeh memulai
berjualan Krupuk Rambak dengan membeli kiloan yang kemudian dikemas sesuai
dengan kebutuhan pasar. Namun karena modal yang minim, uang Sholeh tak cukup untuk
membeli krupuk sebanyak 10Kg yang waktu hanya seharga Rp. 10.000,- belum plastic pembungkus label dan mesin las
plastic, beruntung pemilik usaha krupuk Farida mengijinkan untuk pengambilan
dengan pembayaran tempo.
Awalnya sempat ragu sebagai sarjana harus berjualan kerupuk
yang kebanyakan orang menilai “enteng” mengumpulkan uang kecil dan nggak
bergengsi . “Tak mengapa, yang penting bisa usaha,” ujar Sholeh mengenang.
“Orang tidak mengetahui sebenarnya
berjualan kerupuk merupakan komoditi yang sangat menjanjikan, bagaimana tidak
kerupuk merupakan makanan ringan yang tidak mengenal musim, harganya terjangkau
oleh semua kalangan dan disukai oleh semua orang. Bahkan di masyarakat telah
menjadi kebiasaan makan tanpa kerupuk terasa ada yang kurang,” Katanya berteori.
Namun memasarkan kerupuk rambak dagangannya
ternyata tak semudah membalik telapak tangan. Maklum, banyak pemain kerupuk .
Tapi Sholeh tak menyerah. Dia tahu persis kerupuk Rambak adalah kudapan paling
dicari oleh warga sebagai pelengkap makan dan sebagai makanan ringan ,” ujar
dia.
Makanya, sasaran utama Sholeh adalah
para tetangga, kerabat dan sanak famili.
Untuk itu, Sholeh menawarkan dagangannya
kepada mereka sebagai jaringan bisnis
awal yang dibangunnya.
Sholeh merasa terdongkrak dengan kualitas
rasa kerupuk rambak bikinan Farida. Komposisi bahan dan bumbu serta pengolahan yang
seksama menghasilkan rasa kerupuk berbeda dengan yang telah ada, gurih,renyah
dan tidak membuat gatal di tenggorokan. “Dengan begitu, rasa gurihnya
benar-benar lebih terasa,” ujar Sholeh. “
Pokoknya kalau sudah makan krupuk rambak Tiara ini nggak bakalan bisa berhenti
kalau belum habis”,katanya menyakinkan.
Tak puas hanya menjual kerupuk ke
tetangga dan saudara-saudara, Sholeh berharap bisa menjual produknya lebih
luas. Terpikir olehnya untuk berpromosi secara besar-besaran. Namun,
kendalanya, dia tak punya modal. Padahal, dari promosi Sholeh yakin bisa
mengembangkan usaha.Sholeh pun menawarkan kerupuk Rambakmya ke warung-warung makan, bakso,mie ayam dan
warung kelontong yang sangat banyak disepanjang jalan . “Dari situ, pesanan
kepada saya mulai mengalir hingga sekarang,” ujar Sholeh.
Kini Sholeh menjajakan kerupuk rambak di rumah yang telah dibelinya sekitar 4
tahun berdagang, Rumah yang berlokasi di Komplek Pandana Merdeka Ngaliyan
Semarang. Kini selain kerupuk yang ada di rumahnya
juga sebagai tambahan membuka agen penjualan LPG seperti
semula dia bekerja dahulu.Dalam menjalankan usahanya kini Sholeh telah dibantu
dengan karyawannya.
Sholeh mengaku untung yang didapat lumayan besar.
Baginya, kerupuk “TIARA” sekarang sudah cukup dikenal cukup membuatnya senang. “Sehungga banyak pembeli , usaha saya terus berputar
kan?” ujar Sholeh
Sholeh yakin, jika banyak konsumen
mengenal dan mencicipi produknya, pasti sebagian di antaranya akan kembali
datang. “Kualitas produk nomor satu diyakini dapat menarik pelanggan membeli kembali,”
ujar dia yakin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar